Warisan Membaca

Warisan membaca untuk masyarakat sehat dan berkembang

“Kak, kami boleh baca buku gak sekarang?”  tiga anak dengan mata berbinar-binar bertanya pada kami.

Di pos pelayanan sosial Yayasan Pendar Pagi-Kalianyar, kami memang memiliki beberapa koleksi buku anak, sumbangan dari berbagai donatur. Buku-buku yang berwarna-warni itu serasa memanggil anak-anak untuk mengintip dan melihat lembaran-lembarannya. Kejadian serupa terulang beberapa kali dan kami pun sadar bahwa buku menarik yang berbobot merupakan kebutuhan bagi anak-anak sekitar.

Ironisnya, anak-anak yang kami layani tinggal di kota besar namun tetap memiliki kesulitan akses ke buku-buku berkualitas. Penyebab terbesarnya karena kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca. Bagi orang tua, pendidikan berarti pergi ke sekolah atau kursus (les) dan mendapat nilai bagus. Terkadang makanan dan kebutuhan alat sekolah dirasa lebih penting bagi mereka. Hal ini dapat dimaklumi, khususnya jika orang tua mereka tergolong kurang mampu. Namun ada kalanya juga tontonan televisi dan games online menjadi penyebab berkurangnya minat baca.

Jika masyarakat yang sehat dan berkembang menjadi visi kami, bukankah dibutuhkan sumber daya manusia kreatif dan berwawasan tinggi?

Dan siapa lagi yang dapat melakukannya dengan lebih baik selain lembaran-lembaran buku berwarna-warni berisi pengetahuan kaya inspirasi ini?

Pucuk dicinta ulam tiba, ada donatur yang mau menyumbangkan sejumlah besar buku layak pakai, yang dulu dimiliki anak-anak mereka. Dengan gembira kami mengumumkan pada anak-anak bahwa mereka akan segera memiliki sebuah perpustakaan.

Kini, dua kali seminggu anak-anak dapat bersukacita melahap buku-buku berkualitas sumbangan beberapa donator yang baik hati.  Pada hari Senin di halaman terbuka dan Selasa di dalam ruangan.

Pernah suatu saat datang seorang ibu muda yang tengah menyuapi anaknya. Tertarik dengan keramaian, ia membawa anaknya masuk dan mulai membuka beberapa buku parenting dan buku resep. Tidak berapa lama kemudian suaminya datang dan rupanya suaminya adalah penjual koran, segera kami menawarkan buku wirausaha yang kemudian dibacanya penuh ketertarikan. Anaknya yang berusia sekitar 2 tahun juga asyik membolak-balik beberapa buku anak sambil disuapi. Saat hendak pulang, ibu itu berkata bahwa anaknya lebih cepat makannya hari ini, rupanya anak itu menikmati makan sambil membaca.

Pernah juga suatu saat kami bertanya pada salah seorang anak berusia 11 tahun, pelanggan tetap dan pembaca yang bersemangat di perpustakaan ini.

“Kamu senang gak ada perpustakaan?” “Senang banget Kak!” jawabnya.

“Kenapa?” tanya kami lagi. “Soalnya bisa dapat banyak pengetahuan, kadang-kadang apa yang kubaca ada yang keluar di soal ulangan sekolah.”

Kedua kisah ini terdengar sederhana, namun sangat membesarkan hati kami. Kami berharap ada lebih banyak anak dan keluarga di Indonesia dapat menyadari betapa kayanya dunia mereka ditemani buku-buku berkualitas dan meneruskan warisan membaca itu pada anak cucu mereka.

 

Reading Legacy

A reading legacy for a healthy, flourishing community

Kak, can we read books now?” asked the three bright-eyed children.

Yayasan Pendar Pagi’s Kalianyar community center houses several collections of books provided by donors. The colourful books invite children take a peek and look through their pages. Seeing this happen again and again, we realize how attractive, quality books are needed by neighbourhood children.

Ironically, the children we serve live in a large city but have difficulty accessing quality books. The main reason for this is lack of awareness of the importance of reading. For parents, education is going to school or extra lessons and getting good marks. Often food and school supplies are felt to be more important than reading. This is understandable, especially for low income parents. Yet sometimes television and online games also contribute to the declining interest in reading.

YPP’s vision is for healthy, flourishing communities,  and this calls for people who are creative and well informed. What better to set children on the right path than exploring pages of brightly coloured books filled with knowledge, rich in inspiration?

Beyond all expectations, friends of YPP contributed large quantities of books in good condition, which had once belonged to their own children. Happily we were able to announce to the local kids that they would soon have their own library.

Now, twice a week the children can feast on good quality books provided by these generous donors, in an open area on Mondays and inside on Tuesdays.

One day a young mother came by, spoon feeding her two-year old daughter. Attracted by the bustle inside, she brought the child in and began reading parenting and recipe books. Soon she was followed by her husband, a newspaper seller, who read with great interest a book we gave him about entrepreneurship. In the meantime, their daughter ran back and forth to his mother for spoonfuls of food while looking with fascination at several books. The food disappeared quickly that day, said his mother!

We asked one of the regular patrons of the library, an 11 year old child, “Do you like having the library?”

“I love it!”

“Why?”

“Here I can learn so many things. And sometimes what I read shows up in my school exams!”

Two simple but encouraging stories. We hope that more and more Indonesian children and families realize how their world can be enriched with access to quality books – and that they pass on these riches all the way to their grandchildren.