Wadah yang aman
Membangun pola pengelolaan uang yang sehat
Hiruk pikuk dibarengi suara kecrek koin; asap debu, semerbak yang ditinggalkan setiap kali motor berlalu-lalang, setelah rel kereta berdesis tajam; “Kereta, kereta! Stop!” Teriak penghuni pinggir rel kepada pengemudi motor yang hendak menyeberang. Itulah daerah pinggir rel Stasiun Duri – Kalianyar, dan itulah juga tempat beberapa keluarga bersandang, pangan, papan.
Asep Gunawan adalah seorang pekerja konveksi di Kalianyar, dan juga pekerja sambilan di daerah pinggir rel, pemilah sampah organik dan non-organik. Pria yang berumur 23 tahun ini adalah salah satu anggota kelompok tabungan yang dimulai oleh pos pelayanan sosial YPP di Kalianyar, yang sekarang dikelola oleh Bang Ujang, seorang pemimpin lokal di daerah ini.
“Saya sih belum punya rekening, tapi berencana untuk punya rekening [karena jumlahnya yang semakin banyak]. Dulu, saya hanya menabung di celengan. Tapi, saya mulai menabung sejak ada kelompok tabungan. Biar bukan dipakai untuk yang tidak karuan. Karena, kalau celengan, dibongkar terus,” tukas Asep, ketika dia sedang beristirahat di warung sebelah pinggir rel.
“Saya berencana untuk memakai tabungan saya untuk keperluan bulan puasa. Ada manfaat [lain, yaitu] buat jaga-jaga ketika jatuh sakit,” ia menambahkan, selagi bergegas untuk lanjut bekerja. Ia bekerja dari jam 8 pagi sampai 9 malam, setiap harinya.
Salah satu kegunaan dari kelompok tabungan rel ini adalah dibangunnya kebiasaan pengelolaan uang yang sehat. Tentunya, keanggotaan tabungan ini belum mencakup seluruh warga daerah pinggir rel; tetapi untuk seorang Asep, bukan hanya ia merasakan manfaat kehadiran kelompok ini sebagai wadah menabung, tetapi ia pun juga mulai berencana untuk memiliki rekening sendiri, ketika tabungannya sudah mulai berjumlah tidak sedikit.
Asep menabung dengan sangat tekun, dan tidak kebetulan dialah yang menabung dengan jumlah terbanyak di kelompok ini. Ini yang kami harapkan terjadi, bukan hanya bagi Asep, tapi bagi seluruh warga daerah pinggir rel di Kalianyar.