Walau berbeda, justru berbakat

Menggali potensi di Sanggar Kreatif
“Kak, saya titip Septian ya. Orang-orang bilang dia autis, tapi sudah saya cek ke psikolog katanya baik-baik aja.” Demikianlah awalnya Septian bergabung dengan Sanggar Kreatif, diantar oleh ibunya.
Dari luar Septian tampak normal seperti anak-anak lain, perkembangan otaknya juga baik bahkan termasuk cukup cerdas. Namun kesulitannya dalam berkomunikasi dan menyampaikan perasaan membuat anak-anak lain enggan berteman dengannya.
Kini Septian telah bergabung dengan Sanggar Kreatif pelajaran menggambar di Kalianyar, Jakarta Barat. Dengan sukacita dia mengikuti setiap kelas, dia tidak pernah terlambat dan selalu datang dalam setiap pertemuan.
“Memang dia suka menggambar Kak,” kata ibunya Septian. “Dia selalu minta saya ajarin gambar, tapi saya kan ga bisa. Makanya saya tanya-tanya di sekitar sini di mana ya ada yang ngajarin gambar. Eh, ketemu di tempat kakak. Alhamdulilah Septian bilang dia merasa nyaman dan suka.” Kami bersyukur karena anak-anak di sanggar berbesar hati dan dapat menerima Septian dengan baik. Mereka sering bercanda, walau terkadang perasaan sensitive Septian masih membuat anak-anak lain merasa dia agak berbeda.
Septian mewakili satu dari beberapa kasus anak berkebutuhan khusus dengan kondisi ekonomi terbatas yang YPP temui di daerah ini. Menangani anak berkebutuhan khusus memang membutuhkan lebih banyak kerja keras, namun YPP percaya setiap makhluk ciptaan Tuhan berhak mendapat kesempatan untuk dikasihi, berkembang dan mandiri.