Sekolah dan sepatu bagi Reni dan Rumi

Staf dari Yayasan Pendar Pagi Riau pergi ke salah satu dusun di desa Teluk Kanidai untuk pertama kalinya pada tahun 2012. Kunjungan itu bertujuan untuk mengambil data tentang keluarga yang kurang mampu di dusun tersebut. Menariknya, kami kebingungan dengan bahasa daerah yang mereka gunakan sehari-hari yaitu bahasa Ocu. Walaupun demikian, hal itu tidak mematahkan semangat kami agar bisa mendapatkan data yang kami butuhkan.

Dalam kunjungan itu, kami bertemu dengan Bapak Saprudin waktu kami naik perahu pompong ke Teluk Kanidai. Beliau melihat kami dan bertanya: “Dari mana dan ada keperluan apa di Teluk Kanidai?” Kami pun menjawab bahwa kami dari Yayasan Pendar Pagi Riau, datang untuk mengambil data keluarga yang kurang mampu di dusun ini dan untuk memberikan bantuan dana pendidikan bagi mereka. Melalui bantuan Bapak Saprudin, kami pun bisa mendapatkan data keluarga-keluarga lain yang kurang mampu di dusun tersebut.

Kami sempat dibawa ke rumah Bapak Saprudin. Kondisi rumahnya tidak layak untuk ditempati. Mereka sangat susah karena hanya mengandalkan Bapak Saprudin yang bekerja dengan menggunakan satu tangan. Tangan kirinya patah akibat kecelakaan motor. Tapi bapak ini tetap semangat mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Jumlah anaknya ada empat. Anak yang pertama tidak tamat SD, karna ketidakcukupan uang untuk membiayai sekolahnya. Dia memutuskan untuk berhenti sekolah dan membantu ayahnya mencari uang. Sedangkan anak yang nomor dua dan tiga tetap sekolah di kelas tiga dan empat SD, namanya Reni dan Rumi. Mereka juga mencari uang selepas sekolah, setidaknya untuk jajan mereka.

Karena itulah, kami melihat bahwa keluarga ini layak untuk mendapat bantuan pendidikan, yaitu berupa buku, alat-alat tulis dan sepatu. Keluarga ini sangat senang dan berterima kasih kepada YPP yang sudah membantu mereka.

id_IDIndonesian
Gulir ke Atas